WIGATI,, SRI (2017) PENGARUH DEHIDRASI TERHADAP KEBERHASILAN PENGIRIMAN PLASMA NUTFAH EMBRIO KELAPA BANYUMAS ( Cocos nucifera L.). Bachelor thesis, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO.
Preview |
Text
COVER.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB I.pdf Download (782kB) | Preview |
Preview |
Text
BAB II.pdf Download (993kB) | Preview |
![]() |
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (852kB) |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (926kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Restricted to Repository staff only Download (690kB) |
Preview |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (848kB) | Preview |
![]() |
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (754kB) |
Abstract
P
roduktivitas
perkebunan
kelapa d
i Indonesia masih
relatif rendah karena
sebagian
tanaman
(0,5 juta hektar pohon kelapa)
berusia tua
dan tidak
berproduksi
. Oleh karena itu, u
paya peremajaan tanaman kelapa sangat
dibutuhkan. Salah satu kendala yang dihadapi adalah tidak meratanya lokasi
pr
oduksi benih kelapa unggul sehingga dibutuhkan pengiriman benih kelapa antar
wilayah
.
Pengiriman benih dengan menggunakan biji tergolong relatif mahal
sehingga diperlukan alternatif pengiriman benih yang jauh lebih murah.
Pengiriman
embrio
kelapa (0,1 gram
per embrio dibandingkan 0,8
–
3 kg per biji)
merupakan alternatif yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu, p
enelitian ini
bertujuan untuk mencari
teknik pengiriman embrio yang efektif digunakan dalam
rangka pengiriman plasma nutfah kelapa antar wilayah.
Embrio kelapa diisolasi
dan disterilisasi
sebelum didehidrasi
dengan menggunakan
medium
perkecambahan (MK) yang terdiri atas
medium
Hybrid
Embrio
Culture
(HEC)
dengan
penambahan
15 % glis
erol dan 3,33 M glukosa selama 3, 6, dan 9 jam.
Sebagai kontrol nega
tif digunakan embrio kelapa tanpa perlakuan dehidrasi,
sedangkan sebagai kontrol positif digunakan metode Karun & Sajini (1994)
dengan memasukkan embrio steril ke dalam aquades steril. Setelah dilakukan
simulasi pengiriman embrio selama 4, 6, 8 ataupun 10
hari, kemudian dilakukan
uji perkecambahan embrio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa embrio yang
didehidrasi selama 3 jam masih memiliki kemampuan berkecambah relatif tinggi
setelah dikirim selama 6 hari (sekitar 70 %). Perlakuan pengiriman dengan jangka
waktu yang lebih lama (8 dan 10 hari) menyebabkan menurunnya persentase
perkecambahan embrio menjadi sekitar 60 %. Teknik tersebut menunjukkan tidak
adanya perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan metode Karun dan Sajini
(1994), namun dengan berat yan
g lebih ringan dan lebih aman karena dikirim
tanpa adanya penambahan aquades. Namun demikian, teknik pengiriman embrio
tanpa didehidrasi terlebih dahulu dan tanpa penambahan aquades menunjukkan
hasil yang paling efektif karena dengan menggunakan teknik ter
sebut embrio
dapat dikirim selama 8 hari dengan kemampuan perkecambahan yang relatif
tinggi (80 %) serta menghasilkan kecambah dengan berat basah, panjang tunas
dan panjang akar yang tinggi. Oleh karena itu teknik tersebut diusulkan dapat
digunakan untuk
pengiriman benih kelapa antar daerah di Indonesia yang
memerlukan waktu pengiriman kurang dari 8 hari
Dosen Pembimbing: | unspecified | unspecified |
---|---|
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
Additional Information: | Pembimbing: Sisunandar, Ph.D, dan Drs. Arief Husin, M.Si |
Uncontrolled Keywords: | Dehidrasi, Embrio Kelapa , Pengiriman , Plasma Nutfah |
Subjects: | Q Science > QH Natural history > QH301 Biology |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Biologi S1 |
Depositing User: | Users 144 not found. |
Date Deposited: | 15 Sep 2017 07:09 |
Last Modified: | 15 Sep 2017 07:09 |
URI: | http://repository.ump.ac.id/id/eprint/4138 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |